The Last Bridge - Jembatan Terakhir
Minggu, 13 Maret 2016
Add Comment
Infocfc - Dengan kekalahan 2-0 atas Everton, minggu (13/3), praktis Chelsea hanya akan menjalani pertandingan di Premier League.
Hiddink mengatakan bahwa semua pemain merasakan kekecewaan yang mendalam.
Lewat 2 gol-nya, mantan pemain kita, Romelu Lukaku, menegaskan bahwa musim ini kita akan berakhir tanpa tropi.
17 Desember 2015
Manajer berlabel The Special One menjadi korban atas buruknya start Chelsea di liga musim ini.
Pria yang memberikan gelar setelah 50 tahun penantian itu terpaksa harus meninggalkan jabatan elitnya di Stamford Bridge dengan keadaan memilukan.
Ia pergi dengan kondisi tim berada di dekat jurang degradasi.
Banyak orang beradu argumen tentang kepergiannya. Namun itulah waktu yang tepat bagi Mou untuk pergi.
Tanpa harus ia jelaskan kepada siapa pun, semua orang yang mencintai Chelsea tahu akan jasanya: 3 gelar Liga Primer, 1 FA Cup, 3 Capital Cup dan 1 Community Shield.
Untuk kedua kalinya, Guus Hiddink didatangkan kembali untuk memperbaiki 'keadaan'.
Dan, Pria berkebangsaan Belanda ini kembali menunjukkan bahwa ia layak untuk didatangkan.
Kehadirannya membuat tim menjadi sedikit lebih baik, khususnya di liga. Mayoritas pemain senang dengan kehadirannya dan menginginkan ia untuk tetap tinggal.
Namun untuk di luar liga utama (Premier League), nampaknya Hiddink belum begitu pandai mensahabatinya. Terlebih ia disulitkan dengan padatnya jadwal.
Absennya para pemain kunci juga mempersepit pilihannya untuk membentuk skuat yang solid.
Tapi ini menjadi kesempatan tersendiri untuk para pemain muda.
Traore, Kenedy, dan Loftus-Cheek mendapatkan menit bermain yang lebih, juga pengalaman yang fantastik karena beberapa kali masuk dalam skuat utama.
Kini, di musim 2015/2016, kita hanya tinggal memilki satu impian: finish di posisi 4 besar untuk memastikan 14 kali berturut-turut tampil di panggung mewah Liga Champion.
Dan, kemenangan demi kemenangan di Liga Primer menjadi satu-satunya jembatan yang bisa menyampaikan kita kepada impian itu.
Dan, Pria berkebangsaan Belanda ini kembali menunjukkan bahwa ia layak untuk didatangkan.
Kehadirannya membuat tim menjadi sedikit lebih baik, khususnya di liga. Mayoritas pemain senang dengan kehadirannya dan menginginkan ia untuk tetap tinggal.
Namun untuk di luar liga utama (Premier League), nampaknya Hiddink belum begitu pandai mensahabatinya. Terlebih ia disulitkan dengan padatnya jadwal.
Absennya para pemain kunci juga mempersepit pilihannya untuk membentuk skuat yang solid.
Tapi ini menjadi kesempatan tersendiri untuk para pemain muda.
Traore, Kenedy, dan Loftus-Cheek mendapatkan menit bermain yang lebih, juga pengalaman yang fantastik karena beberapa kali masuk dalam skuat utama.
Kini, di musim 2015/2016, kita hanya tinggal memilki satu impian: finish di posisi 4 besar untuk memastikan 14 kali berturut-turut tampil di panggung mewah Liga Champion.
Dan, kemenangan demi kemenangan di Liga Primer menjadi satu-satunya jembatan yang bisa menyampaikan kita kepada impian itu.
0 Response to "The Last Bridge - Jembatan Terakhir"
Posting Komentar