Perbedaan Pers Timur dan Pers Barat


Perbedaan Pers Timur dan Pers Barat

Kecintaan pada jurusan jurnalistik membuat saya ingin kembali berbagi pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kejurnalistikan.

Kali ini saya ingin memaparkan sedikit tentang dua kiblat pers yang saling bertolak belakang, yakni pers timur dengan pers barat.

Sebelumnya, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa pers merupakan lembaga yang menaungi kegiatan jurnalistik.

Biasanya sering ada pertanyaan, “Apa bedanya jurnalis, jurnalistik dan pers?”

Maka jawabannya, jurnalis adalah orangnya (orang yang melakukan pencarian/peliputan/pengumpulan, pengolahan dan penyebarluasan informasi), jurnalistik adalah kegiatannya dan pers adalah lembaga yang menaunginya.

Pers Timur


Pers Timur menganggap berita atau informasi sebagai bagian dari pembangun Negara. Pers Timur menganggap berita harus ikut andil dalam pemeliharaan Negara.

Dikutip dari buku Hikmat Kusumaningrat berjudul Jurnalistik Teori dan Praktik, direktur kantro berita Uni Soviet, TASS, N.G. Palgunov, pada tahun 1956 menyatakan:

“.. News should not be merely concerned with reporting such and such a fact or event, it must pursue a definite purpose… it should not simply report all fact and just any events… News must be dedicatic and instructive.

Berita harus tidak boleh hanya memperhatikan pelaporan fakta atau peristiwa ini dan itu saja, ia harus mengejar suatu tujuan yang pasti.. Ia tidak boleh hanya hanya melaporkan fakta dan peristiwa saja.. Berita harus bersifat didaktik dan mendidik.

Pers Barat


Pers Barat menganggap atau memandang berita atau informasi sebagai barang dagangan atau komoditi yang dapat diperjualbelikan. Oleh karena itu, sebagai barang dagangan maka berita harus menarik agar bisa laris.

Tidak heran jika raja pers dari inggris, Lord Nortchcliffe, mengatakan “News is anything out of ordinary” atau Berita adalah segala sesuatu yang di luar kebiasaan. Dan seorang wartawan bernama Walkley menambahkan “- combined with the element of surprises (digabungkan dengan unsur kejutan).

Dari dua kiblat pers tersebut sudah jelas tentang arah sebuah sistem pers tertuju. Ada yang berupaya menggunakan pers untuk mendidik dan membangun negaranya, dan ada yang ingin menjadikan pers hanya sebagai barang dagangan saja.
Related Posts