Filosofi Menulis
Rabu, 11 Mei 2016
Add Comment
Menulis tak ubahnya berbicara. Ia sama-sama menyampaikan suatu pesan untuk dipahami lawannya. Jika dalam berbicara, lawannya adalah pendengar atau lawan bicara, maka sudah pasti lawan dari penulis adalah pembaca. Untuk itu, dalam menulis pastikanlah tujuan pertamanya adalah dipahami oleh pembaca. Karena se-keren apa pun tulisanmu sebetulnya begitu jelek jika pembacamu tidak memahaminya.
Dalam menulis, janganlah ba-bi-bu dengan kata atau diksi yang menurutmu akan membuat tulisanmu dinilai memiliki kualitas tinggi. Tujuan pembaca yang utama adalah bisa memahami tulisanmu dalam rangka mendapatkan pengetahuan ataupun informasi yang mereka ingin.
So, janganlah membingungkan pembaca atau membuat pembaca kerepotan karena harus membuka kamus untuk memahami sebagian dari tulisanmu. Alih-alih ingin dianggap penulis hebat, yang ada malah dicemooh. Hal ini sering terjadi kepada penulis pemula. Mereka biasa disebut terkena sindrom pubertas bahasa.
Junjunglah filosofi ilmu padi: semakin berisi, semakin merunduk. Semakin sederhana sebuah tulisan, semakin mudah untuk dipahami. Dan tentunya semakin layak disebut tulisan berkualitas, keren. Karena yang diutamakan adalah isi pesan yang ingin disampaikan. [Mikromedia/E.b]
0 Response to "Filosofi Menulis"
Posting Komentar